Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah

East Timor Revisited: Ford, Kissinger and the Indonesian Invasion, 1975-1976

Gambar
East Timor Revisited Ford, Kissinger and the Indonesian Invasion, 1975-1976 Ford and Kissinger Gave Green Light to Indonesia's Invasion of East Timor, 1975: New Documents Detail Conversations with Suharto National Security Archive Electronic Briefing Book No. 62 Edited by William Burr and Michael L. Evans December 6, 2001 The New Evidence The Indonesian invasion of East Timor in December 1975 set the stage for the long, bloody, and disastrous occupation of the territory that ended only after an international peacekeeping force was introduced in 1999. President Bill Clinton cut off military aid to Indonesia in September 1999—reversing a longstanding policy of military cooperation—but questions persist about U.S. responsibility for the 1975 invasion; in particular, the degree to which Washington actually condoned or supported the bloody military offensive.  Most recently, journalist Christopher Hitchens raised questions about the role of former Secreta...

Timor Timur : Tragedi Sisa-sisa Perang Dingin

Gambar
Pramoedya Ananta Toer Oleh Pramoedya Ananta Toer Pada 4 September 1999 Sekjen PBB Kofi Anam mengumumkan hasil referendum di Timor Timur: 79% penduduk yang berhak memilih menghendaki merdeka lepas dari Indonesia, 21% mau tetap menjadi bagian Indonesia dengan iming-iming status otonomi luas. Mendadak sontak Jakarta geger, terkejut seperti disengat listrik berketegangan tinggi, elit politik para pendukung rejim Orde Baru "jilid II" di bawah pimpinan Presiden B.J. Habibie mulai saling salah-menyalahkan.   Para politici sekarang ramai mengunyah-ngunyah ulang nasi yang sudah menjadi bubur. Ada yang bilang seyogianya Presiden B.J. Habibie tidak membuka kesempatan menyelenggarakan referendum - bukankah Timor Timur atas kemauan rakyatnya sendiri sudah menjadi bagian integral Indonesia selama 20 tahun lebih? Begitulah kritik yang ramai kedengaran terhadap kebijakan politik B.J. Habibie, pemegang hak waris Orde Baru yang dian...