Apa Peran Howard dalam Kudeta Timor Leste?

Tim Anderson



Kekerasan di Dili bukanlah suatu perselisihan ataupun kekerassan etnis yang spontan. Perdana Mentri Timor Leste Mari Alkatiri mengatakan bahwa serangan-serangan bersenjata itu adalah bagian dari suatu upaya kup, dan mengikuti suatu sejarah upaya destabilisasi. Tampaknya dia lebih mengetahui dibanding pakar-pakar Australia yang berbicara semata-mata mengenai persaingan “timur-barat” dan bangsa yang “belum dewasa” yang belum siap untuk merdeka.

Karikatur-karikatur seperti itu mengenai Timor Leste dan pemerintahannya sangat menyesatkan dan membahayakan. Telah terjadi destabilisasi terhadap pemerintahan sah Fretilin, bahkan sejak kemerdekaan, dan pemerintahan Howard punya satu bagian peranan. Pertanyaan  pentingnya sekarang adalah: seberapa banyak perannya?

Suatu tingkat pengorganisasian, dan keyakinan diri, bisa dilihat dalam mobilisasi senjata dan seruan internasional dari tentara pembangkang. Senjata-senjata berat diambil, dan pemimpin pembangkang Alfredo Reinado (yang bergabung dengan Gastao Salsinha, pemimpin prajurit-prajurit yang dipecat) mengatakan menyambut baik kedatangan pasukan tentara Australia, dan ingin “minum VB” dengan orang-orang Australia itu.

Keakraban dari seorang yang terlibat dalam pembunuhan dan pemberontakan itu mengkhawatirkan. Bukannya menyebut Reinado dan para pengikutnya “penjahat” atau “teroris”, John Howard mengarahkan pada pemerintahan Alkatiri. Ketika pasukan tentara Australia masuk, Howard mengatakan, “Negara itu tidak diperintah dengan baik … tantangan yang sebenarnya … adalah memiliki suatu pemerintahan yang mendapatkan kepercayaan rakyat setempat.”

Para pekomplot kup jarang bertindak tanpa jaminan dukungan dari luar, atau setidaknya pengakuan setelah terjadinya kup. Jaminan pengakuan dari Amerika Serikat penting bagi kup di Chile tahun 1873, dan kup yang gagal di Venezuela tahun 2002. Lebih belakangan di Haiti, meskipun AS tidak punya kandidat alternatif yang bisa mendapatkan kepercayaan rakyat, mereka melancarkan kekerasan untuk menjatuhkan seorang pemimpin kiri yang populer.

Dukungan media adalah esensial untuk suatu kup. Paul Kelly dari The Autralian (yang telah lama melancarkan kampanye melawan pemerintahan Fretilin) mempertanyakan apakah PM yang dipilih secara demokratis di negeri itu “punya peran jangka panjang di sini sebagai bagian dari solusi.” Sejumlah diplomat dilaporkan mengatakan bahwa mundurnya Alkatiri “bisa meyakinkan kelompok-kelompok yang bertempur untuk meletakkan senjata.”

Terhadap argumen ini, PM Alkatiri hanya “selamat” dalam pemilihan Fretilinni, baru-aru ini di mana ia menghadapi tantangan dari diplomat Timor Leste di Washington. Nyatanya, Alkatiri memenangkan lebih dari 90% dukungan dalam pemungutan suara partai itu, dan fretilin mendapatkan hampir 60% dukungan di seluruh negeri.

Sementara persaingan internal antara PM Alkatiri dan Presiden Xanana Gusmao telah banyak diperhatikan, hanya sedikit yang dikatakan mengenai ketegangan internasional dan destabilisasi, yang telah diikuti dengan berbagai pertikaian.

Pertikaian mengenai minyak dan gas cukup di kenal. Mari Alkatiri mendapatkan dukungan dari semua pihak dalam mendesakkan garis yang keras terrhadap pemerintahan Howard. Banyak yakin bahwa rakyat Timor masih dirampok oleh kesepakatan yang oleh Howard terus disebut “murah hati”.

Yang kurang diketahui adalah pertikaian mengenai pertanian, dimana Australia dan Bank Dunia menolak membantu rehabilitasi dan membangun industri beras Timor Leste, dan menolak mendukung penggunaan uang bantuan untuk lumbung biji-bijian. Di bawah Alkatiri,  rakyat Timor telah mengurangi ketergantungan impor mereka dari dua per tiga menjadi satu per tiga untuk konsumsi dalam negeri.

Setelah kemerdekaan, pelayanan telepon yang mahal oleh Telstra digantikan oleh perusahaan patungan dengan satu perusahaan Portugis. Dan setelah kampanye yang populer, Timor Leste tetap merupakan salah satu dari sedikit negara miskin yang tidak punya hutang luar negeri. Pertimbangan Alkatiri di sini, sebagai pengelola ekonomi, adalah agar bisa memegang kontrol atas anggaran negeri ini, dan membangun institusi-institusi publik.

Pada tahun 2004 terjadi penentangan yang dipimpin oleh Gereja terhadap penurunan status pengajaran di sekolah-seloah menjadi mata pelajaran “pilihan”. Pertikaian ini telah diselesaikan, tetapi dengan sebelumnya telah diarahkan menjadi kampanye terbuka untuk menjatuhkan Alkatiri, yang dituduh sebagai seorang “komunis”. Dalam pertikaian itu, sebagian kalangan Timor Leste menjadi khawatir melihat bahwa Kedutaan Besar Amerika Serikat (dan kemungkinan juga Autralia) memberi dukungan material (seperti toilet-toilet partable) kepada para demonstran, yang efektif mendukung suatu gerakan oposisi.

Selama 2004-2006 pemerintahan Alkatiri mendapatkan bantuan dari puluhan dokter Cuba, dan beberapa ratus mahasiswa muda Timor Leste sekarang berada di Cuba menuntut ilmu kedokteran tanpa dipungut biaya. Tidak ada yang mengkritik bantuan yang bernilai ini, tetapi Amerika Serikat melakukan semmua yang bisa dilakukan untuk merusak kebijakan Cuba.

Penting diingat bahwa politik Fretilin yang dianggap “komunis” pada tahun 1975 adalah alasan utama AS memberikan dukungan pada invasi dan pendudukkan Indonesia. Australia mengikuti langkah ini. Sekarang ini label “komunis” kembali digunakan oleh Reinado untuk menyasar upaya kup itu dilancarkan dengan membawa nama Xanana.

Reinado menolak perintah dari pemerintah, tetapi mempersekutukan diri dengan Xanana dan Jose Ramos Horta, dua orang bukan Fretilin anggota Pemerintah. Tidak jelas sejauh mana hubungan Xanada dan Ramos Horta dengan Reinado. Berbeda dengan laporan-laporan media, Alkatiri tidak menuduh Presiden terlibat [dalam upaya kup terhadap pemerintah]. Tetapi upaya kup itu dilancarkan dengan membawa nama Xanana.

Keadaan sekarang ini sangat dirumitkan dengan pembagian senjata kepada kelompok-kelompok sipil pada kedua belah pihak pekomplot kup, dan kenyataan bahwa pasukan-pasukan dari berbagai negara telah diundang. Dari pemerintah-pemerintah itu, Portugal tampaknya mendukung pemerintah Timor Leste, sementara Australia agaknya bersikap memaafkan pekomplot.

Kemungkinan satu “junta” yang didirikan oleh intervensi Australia (yang telah diisyaratkan oleh Kristy Sword Gusmao) bisa mencakup orang-orang yang diusulkan oleh dua uskup katolik, Ramos Horta dan Xanana yang sedang sakit (terkena penyakit ginjal). Pengantian paksa Mari Alkatiri, mentri-mentrinya, dan panglima angkatan bersenjata Taur Matan Ruak, dan kehadiran pasukan-pasukan pendudukan sampai pemilihan umum tahun denpan bisa secara serius merusak posisi dominan Fretilin. Tetapi lagi-lagi kup bisa gagal.

Tentara pendudukan adalah kabar buruk bagi demokrasi. Pemerintahan Australia datang melakukan intervensi yang paling akhir di Timor Leste yang secara harifiah “berlumuran darah” dari intervensi yang secara spektakuler tidak suksek si Afganistan, Irak, dan negara kepulauan Solomon.

Intervensi yang sekarang mungkin saja diperlukan, jika diminta secara sah oleh pemerintah Timor Leste; tetapi ini juga merupakan bahaya besar bagi demokrasi negeri ini. rakyat Australia, yang kuat mendukung kemerdekaan rakyat Timor Leste, harus mengawasi dengan sungguh-sungguh intervensi paling akhir John Howard ini.

Atikel ini telah dipublikasikan oleh Guardian dalam bahasa Inggris.
Penerjemah Anonim

Komentar

  1. bagaimana peran australia terhadap kemerdekaan timor leste? dan

    bagaimana peran australia di timor leste setelah kemerdekaan?

    saya minta kepada pemilik blog agar mengirim atau menuliskan tentang peran australia di timor leste. untuk penyelesaian makalah saya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsipius Doutrina Sosial Igreja No Prinsipius Filozofikus -Ideolojikus Fretelin

Medisina Sosial iha Timor-Leste

East Timor Revisited: Ford, Kissinger and the Indonesian Invasion, 1975-1976