Sajak-sajak Hersri Setiawan

Berbaringlah Engkau, Saudaraku
-Kepada para korban di Timor Timur

Hersri Setiawam













Berbaringlah engkau, Saudaraku
berbaringlah,
matamu tak lagi mengerdip
lidahmu tak lagi bergetar.
Tapi hatimu, Saudaraku
tetap jernih bersuara.

Tidak, Saudara
tak ada yang lumpuh padamu,
tidak semangatmu
tidak cita-citamu!
Tidak, Saudara
tak ada yang mati padamu
tidak jiwamu
tidak kemerdekaanmu!

Berbaringlah engkau, saudaraku
berbaringlah

Ceritakan semua pada sesamamu,
ceritakan semua pada tanahmu,
yang kau peluk dan memelukmu.
Ceritakan pada arwah para suci
kita orang-orang tak kuasa
tapi masih bisa
melihat dan mendengar
suara kebenaran

Berbaringlah engkau, Saudaraku
berbaringlah!

Sajak Hersri Setiawan

Kockegen, September 1999

Sumber
http://www.mail-archive.com/siarlist@minipostgresql.org/msg02014.html 


Museum siksa
          balide comarca*


prolog:
ada sepotong jalan di dili. ibukota negri timor leste
rua balide. hanya sepotong jalan
tapi di dalamnya ada kisah tanpa akhir.
selama bangsa itu sendiri tidak berakhir
bangsa timor leste

di sana ada satu penjara besar
balide comarca. warisan jaman
penjajahan panjang portugis bersambung indonesia
ketika suharto & co. bermimpi membangun imperium
nusantara

kisah perjuangan ialah kisah perjalanan
tibalah satu hari pada batutapal besar
timor leste merdeka
dan balide comarca berubah
menjadi museum sejarah

sejarah siksa dan aniaya
oleh manusia atas manusia
oleh bangsa atas bangsa

dari museum siksa dan aniaya inilah
anak-cucu bangsa bisa belajar
tentang masa lalu sendiri yang gelap



motto:

dari jiwaku teguh
ikhlas. yakinku penuh
akan haridepanmu
timor leste tercinta**


1
sebutkan segala penjara***
            dan itu bagian kami
yang tentang itu tuan-tuan tentu tahu

sebutkan segala derita
dan itu pun bagian kami
yang tentang itu tuan-tuan tentu tahu

di mana tempat kemanusiaan kami
dan bagaimana semua itu jadi bagian kami

jika barangkali ada antara sesama sekarang
yang telah hanyut dalam santai
mencari aroma yang hilang
lalu lari membawa kehampaan

adalah justru karena mereka tidak bisa lupa
tidak akan pernah bisa
selagi para syuhada dalam keabadian
terbaring di pelukan tanah
santa cruz berdarah

di satu ujung lorong itu
anjing dan babi masih terus menggusuri sampah
di lain ujung lorong itu juga
sisa bom dan meriam meratapi kisah

dan itu ialah isyarat
dan itu ialah peringatan

kejayaan tuan-tuan
telah berlalu
dan perjalanan panjang
masih panjang


2
sebutkan segala penjara
dan itu bagian kami
sebutkan segala derita
dan itu pun bagian kami

tapi juga sebutkan segala badai***
            dan itu ialah kami

karena sekarang kami tahu
sangat tahu

derita penjara dan badai
semua ada sudah
dalam genggaman kami


prolog:
di museum siksa dan aniaya ini
komisi penerimaan kebenaran dan rekonsiliasi berdiri

demi masa depan yang terang dan damai
bagi timor leste
bagi kemanusiaan.




catatan:
* comarca; baca: komarka
** ubahan bait pertama syair lagu “syukur”
*** dari baris-baris “rukmanda” klara akustia


dili, juni 2005

Sumber
http://groups.yahoo.com/group/nasional-list/message/15606?var=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsipius Doutrina Sosial Igreja No Prinsipius Filozofikus -Ideolojikus Fretelin

East Timor Revisited: Ford, Kissinger and the Indonesian Invasion, 1975-1976

Poezia Ida, Depois Festa Fulan-Agostu